Kamis, 27 Maret 2008

What's Learned from "My First"

Selamat datang di dunia yang menurut gw.. Cowo Banget! (Walaupun ga juga, banyak juga perempuan gagah jelita yang ikut=p) Kemarin, tanggal 21 Februari, adalah my first time ikutan.. aksi. Ga seru ya? Tapi pertamanya gw emang ga pernah mau ikutan aksi. Anti banget. Trus kenapa ikut aksi? Karena gw jadi seksi acara. Seksi acara, padahal ga pernah ikut aksi sebelumnya? How could it be?!

Yaiyalaya.. konsepnya kan kampanye. Kampanye "Aku Cinta Unpad". I do, I love it. Secara udah mau pisah. Jadi, waktu yang tersisa akan gw pake sebaik-baiknya untuk memanifestasikan rasa "sayang" ke Unpad. Sayang berarti peduli. Gw peduli banget, demi melihat Unpad mencapai hal-hal yang lebih baik. Atau setidaknya, berusaha memperbaiki Unpad sehingga menjadi Unpad yang lebih baik. Ini namanya politis dengan pendekatan afektif, soalnya pake kata-kata cinta. ho5. Aksi-nya sendiri memang menjadi aksi yang berbeda dari biasanya. Liatin segitu banyak orang pake jas almamater selain pas PMB lumayan menakjubkan, ampir 600 orang lo! Setengahnya cowo! (so what?) Gw sendiri ga ikut aksi, cuma jadi EO, dan memastikan ga ada tindakan anarkis. Anarchism never work to me, lagipula gw ga suka. Bukan tipe gw dan gw sebisa mungkin menghindari hal itu, dengan daya dan kemampuan gw tentunya.

Mengingat tema bulan ini adalah cowo, maka gw akan mengangkat topik yang berhubungan dengan hal tersebut. Tentunya berdasarkan pengalaman pertama gw yang kemarin itu; bersama cowo. Ada beberapa hal lagi yang gw pelajari dari cowo2, ehm, dari... pria.

Diantara "keganasan" cowo2 yang bisanya terpancar sangat kuat ketika aksi, gw melihat kelembutan. Kelembutan dan kepedulian yang sangat terhadap sesamanya, kaum perempuan. Mereka jagain banget! Diantara semburan adrenalin untuk memanifestasikan kata "menyerang", beberapa cowo yang menjadi pemimpin menggunakan "otak logis" mereka sebelum bertindak. Diantara "teriakan-teriakan" mereka, mereka toh bisa memberikan pengertian terhadap apa yang mereka lakukan. Dan diantara kehidupan mereka yang bersahaja di kampus, ternyata mereka memiliki kekuatan dan kemampuan yang.. tidak kusangka-sangka. Detailnya.. cukup melelahkan mata kalo gw tulisin disini. I think the resume is enough=p

Banyak hal yang sebelumnya ga gw pahami, kalau aja gw ga mengambil kesempatan untuk "my first time" yang satu ini. My outbox turn to be my inbox right now. Hm, apakah potensi ke-naif-an gw masih ada ya? Biarlah, kali ini gw lagi memanjakan diri untuk hanya melihat kebaikan dari cowo2 semata. Gw sih ga menutup mata terhadap hal-hal lain yang mungkin dilakukan cowo-cowo. Ya, hal-hal "bandel" khas cowo. (Apa cobaaaa?) Tapi kali ini, yang terlihat di hadapan gw adalah cowo-cowo yang gw deskripsikan di atas. Cowo-cowo yang turn to be "a man". And I trust them, for more.

Cukup satu dua orang cowo aja yang menampilkan hal-hal buruk. Yang penting, selebihnya yang gw liat adalah cowo2 baik yang gw sayang. Gw suka banget punya perasaan ini. "Sayang", tapi ga ada cemburu, ga dikacaukan oleh passion. "Sayang" yang tumbuh karena naluri. "Sayang" yang tumbuh karena waktu. "Sayang" yang tulus karena gw menghormati mereka seperti adanya mereka saat ini. "Sayang" yang profesional dan non-posessif. Bukan sekedar sayang yang berasal dari mata turun ke hati (halah, kek ngedangdut).

Hehe, emang ada "sayang" yang kayak gitu? Abisan gw ga tau lagi, apa padanan kata yang tepat untuk menggambarkan persepsi gw terhadap mereka (heuheuheu, inget v-klip Letto yang permintaan Hati?). "Salut" aja mah ga cukup. "Sayang" mungkin tepat, karena gw bisa melihat mereka dengan senyum dan hati yang bangga (kayak nyokap2 yang liatin anaknya nge-gol-in bola pas pertandingan).

Lebay aaaaaah. Biasa aja kali, No!

Sincerely,
Neno

Tidak ada komentar: