Kamis, 27 Maret 2008

Cowo Dewasa

...bahwa ini bukan tentang usia

Waktu tidak bisa dicegah untuk berhenti;
seperti kamu tidak bisa mencegah temanmu untuk tumbuh
dengan kedewasaan mereka.
(Lusiana, 2007)

Tempat ini, Unpad, penuh sama mahasiswa ganteng, pinter, baik hati dan membanggakan. Konsekuensi dari kuliah disini adalah menjadi teman mereka, menjadi bagian dari mereka. Thanks God, gw belum pernah diberi kesempatan untuk mengenal karakteristik orang yang tidak seperti itu. Atau setidaknya, ketika bersama gw, mereka tidak menampilkan perilaku-perilaku yang tidak seperti itu. Gw pikir ini anugerah, bahwa lingkungan kita menentukan kita. Atau sebaliknya; kita menentukan lingkungan kita.

Sayangnya, sebagian besar dari mereka adalah brondong (especially buat gw). Jadi, kalo gw ngecengin mereka, gw khawatir memupuk potensi "tante girang" yang mungkin ada di tiap wanita. Bukankah itu hal yang sangat parah?

Lebay banget sih, No?

Sebenernya ga masalah kan? Kalau kita, atau kami wanita, bersama seorang pria yang lebih muda? Adik gw (cowo) menikahi seorang yang lebih tua. Temen gw (cewe) pacaran sama cowo yang lebih muda. Bahkan Nabi Muhammad menikah dengan Bunda Khadijah. Apa itu jadi masalah? Ternyata engga, sodara-sodara (Alhamdulillah...=p)

Karena ternyata, umur bukanlah satu-satunya penentu kedewasaan seseorang. Dewasa bukan uji statistik yang butuh data-data kuantitatif seperti jumlah umur, berapa pasang baju yang dia punya, berapa jumlah buku yang udah dibaca atau segala hal yang berhubungan dengan angka. Dewasa lebih kepada analisis kualitatif. Dimana "pengalaman" menjadi sesuatu yang diperhitungkan. Apa aja pengalaman yang dia jalani. Bagaimana dia bisa jawab pertanyaan "mengapa" dan "bagaimana". Dewasa bukan hanya pertumbuhan fisiologis, tapi lebih kepada perkembangan psikologis seseorang. "Grow" dan "development" tentu punya makna yang berbeda kan?

Cowo dewasa sangat populer di kalangan cewe2. Gw pernah bertanya pada seorang teman, "emang lu cari cowo yang kaya apa sih?" trus dia jawab "yang dewasa, No..." See? Yang dewasa, lo. "Emang yang dewasa tu yang kayak apa?" trus dia memandang ke langit dan tersenyum, "um... yang... hihihi..." (apa tuh maksudnya?)

Ga semudah itu memang untuk tahu cowo dewasa itu karakteristiknya kayak apa. Cewe yang emang hidupnya pake hati, hanya bisa merasakan. Dan mata hanya bisa membuktikan. Tapi, ada teorinya nih...

Jika ditinjau dari sudut pandang psikologi perkembangan Hurlock (1978), pada usia 18-25 tahun (masa-masa jadi mahasiswa) individu berada pada masa remaja akhir dan masa dewasa awal (masa transisi) yang disebut sebagai young adulthood.

Ciri-ciri yang menandai kematangan fungsi psikologisnya antara lain: mampu bereaksi secara berbeda dalam berbagai situasi, dalam berhubungan dengan orang lain membina dengan saling ketergantungan (bukan kebebasan atau ketergantungan mutlak), menunjukkan aktivitas partisipatif, peka terhadap kebutuhan orang lain, mau memikul tanggung jawab sebagai orang yang dewasa dan menunjukkan perhatian terhadap lingkungan, mempunyai prinsip moral yang tidak didasarkan atas paksaan atau ketakutan terhadap otoritas tetapi atas dasar keyakinan pribadi.

Tujuan perkembangan pada rentang usia ini adalah menjadi manusia dewasa yang sanggup bertanggung jawab sendiri dan mandiri. Perkembangan itu sendiri dipenuhi dengan berbagai macam perjuangan sepanjang hayat. Hal ini akan tercapai apabila individu mendapatkan latihan dan kesempatan yang intensif dalam menghadapi dan memecahkan persoalan yang dihadapinya. Tiap orang beda2 la ya.. Untuk jadi dewasa, treatmentnya emang bisa beda2; medianya beda, caranya beda, prosesnya beda.. Yang pasti, sesuai sama kebutuhan setiap orang (yang akan kita bahas di lain kesempatan).

...

Usia tidak menjamin kedewasaan seseorang.
Dan… dewasa juga tidak berarti tidak berbuat keliru.

Dewasa bisa dilihat dari usaha untuk meluruskan dan bertanggung jawab terhadap kekeliruan yang telah dilakukan. Plus, kemampuan untuk memutuskan hal-hal yang berguna bagi dirinya. Mandiri, bo. Dan semua ga instan, semua itu butuh latihan, semua butuh proses.

Hm, "cowo dewasa" sound interesting. and Thanks God, ini bukan tentang usia. hehe5.

Sincerely,
Neno


Tidak ada komentar: