Kamis, 27 Maret 2008

Somewhere Out There

Hum, agak miris. Tadi sore, sambil minum segelas moccachino hangat bersama keluarga, kita nonton tv bareng. Di luar hujan, dan berita di tv tidak ada variasi lain selain kenaikan harga telor cabe dan minyak, banjir di seluruh pelosok negeri, bertambahnya penderita gizi buruk, insentif dan disinsentif tarif listrik, macet dimana-mana, dan berita tentang sebagian orang yang masih tetap dapat menikmati kesempatan liburan ini, yang tampak tidak terlalu terpengaruh dengan berita-berita miris di televisi.

Saluran tv dipindah. Setelah berita, tentu saja ada acara infotainment dimana-mana. hampir setiap jam ada. bahkan di satu waktu bisa lebih dari dua tayangan. ini pun beritanya sama. tentang artis2 indo dan masalah kewarganegaraannya, dan CLBK beberapa artis. Saluran tv lain? Berbagai kontes nyanyi, lengkap ama penonton dan komentator. Bosan. Yah, untungnya masih ada tayangan yang segar. Tayangan tentang kuliner, terus tayangan tentang rumah dan desain interior agak menghibur kegundahan. Pemandangan yang tentu saja, lebih enak dilihat daripada rumah-rumah yang terendam banjir. Sedikit banyak, gw bisa empati sama yang terakhir ini, karena sedikit-banyak gw juga mengalaminya.

Itu deh yang bisa dilakukan di liburan panjang ini. Ngajedog di hareupeun tipi, hehehe=p Males lagian mau pergi2 juga. Udah ucjhan, betchek, gada odjeck (say with cinta laura style=p). Nonton Persib juga ga jadi..

Ada cerita bagus. Di depan rumah gw ada empang gede tuh. Masa-masa ujan gini, aernya lumayan banyak. Karena cukup dangkal, tiap siang ada segerombolan anak berusia 7-12 tahun mandi2 di sana. Pager rumah dijadikan kaitan untuk nyimpen baju. Kayaknya mereka seneng banget.. Kalo gw iseng ke luar, mereka yang lagi pada ngeringin badan di depan, langsung pada jumpalitan buat nyebur lagi ke air. Mereka kan pada ga pake baju, "Aya awewe euy, aya awewe!" kata mereka. Dasar bocah..

Ternyata pemandangan itu ga cuma ada di depan rumah gw. Anak-anak di Cirebon juga melakukan hal yang sama. Bedanya mereka main di lumpur bekas tegalan sawah. Dari ujung rambut sampai ujung kaki ada lumpur semua. Kayak luluran sama coklat! Tapi mereka bahagia banget. Setelahnya, mereka baru pada "mandi" di sungai yang jenis aernya sama percis sama empang depan rumah gw. Pas ujan, baru mereka balik ke rumah. Tayangan ini gw liat di tv7. Reportasenya soal anak-anak kurang mampu dalam mengisi liburan.

Hebatnya, tanpa diselang iklan, ada reportase dari kota lain. Reportase dari kota besar. Tentang liburan keluarga di wahana air Atlantis, Ancol. Tempat yang luar biasa luas dan bagus, dengan 9 kolam renang berbagai tipe yang bisa menampung sampai 30.000 orang. Can u imagine that? Ada kebahagiaan yang luar biasa juga di tayangan itu. Anak-anak yang nyoba luncuran air melingkar-lingkar, kolam arus, bahkan air terjun buatan. Tayangan ini gw liat juga di tv7. Reportasenya soal anak-anak di kota besar yang mengisi liburan.

Di akhir tayangan, setelah presenternya say goodbye, ada cuplikan kedua jenis liburan ini berganti-ganti. Sama-sama mengisi liburan, sama-sama main air, sama-sama penuh tawa, sama-sama basah. Yang berbeda hanyalah tempat dimana mereka merasakan kebahagiaan itu. Dan tentu saja, biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan tawa itu. Betapa berbeda. Terus terang gw miris ngeliatnya.

What an ironical thing. Kita ada di bawah langit yang sama, dan berpijak pada bumi yang sama. Gw ga bisa bilang dunia ga adil. Toh mereka mendapatkan kebahagiaan dengan cara mereka sendiri, kan? Gw ngaku, perasaan gw campur aduk. Antara bangga, haru, sedih.. Bangga karena gw masih bisa menikmati hidup apa adanya tanpa keluhan. Haru karena kebahagiaan mereka. Dans edih karena kesenjangan yang begitu besar di bumi Indonesia. Dan gw? Syukurlah gw merasakan kenyamanan gw sendiri. Ga lagi kena macet, ga nahan pipis, ga meriang, terlindung dari hujan, menyeruput secangkir mocccachino hangat, dan dikelilingi orang-orang yang gw sayang. I was feeling my own happiness. Gw ga bisa ga bersyukur saat itu. Makasih ya Allah.


Somewhere out there,
Someone's saying a prayer,
That we'll find one another,
In that big somewhere out there.

And even though I know how very far apart we are,
It helps to think we might be wishing on the same bright star,
And when the night wind starts to sing a lonesome lullaby,
It helps to think we're sleeping underneath the same big sky!
(Somewhere Out There, Phillip Glasser & Betsy Catchcart)

Tidak ada komentar: