Kamis, 27 Maret 2008

Cowo di Mata Gw

Mungkin benar adanya, kalau cowo-cowo emang lebih kuat. Sekali mereka hancur, mereka akan baik lagi. Berkali-kali lu dihancurkan, tapi sebanyak itu pulalah mereka bangkit. Sebanyak itu pulalah tertemukan seorang Puteri. Kejadian ini ga cuman kejadian sama satu atau dua cowo semata. Sekian banyak cowo yang udah curhat sama gw, dan sebanyak itu pulalah gw belajar dari mereka (dan mempelajari mereka, hehe=p). Dan tentu saja, gw belajar banyak dari lo, seorang cowo. Mungkin salah gw juga kalo gw terlalu menggeneralisir. Ga adil buat sebagian cowo lain, bukan?

Gw selalu berusaha untuk memandang cowo secara sejajar. Yah, ga juga sih. Selebihnya gw selalu menempatkan mereka di atas gw dan "menyanjung" mereka lebih tinggi. Gw ga akan melihat cowo-cowo hanya sebagai bilangan, tapi selalu memperhitungkan mereka (haha, dasar oportunis!). Mereka eksis! Mereka berhubungan! Mereka berpengaruh! Mereka harus dianalisa pake dua metoda sekaligus; secara kuantitatif dan kualitatif! Mereka bisa dibandingkan, tapi harus diingat bahwa masing-masing dari mereka adalah spesial. (Oke, jadi bagaimana hipotesisnya?). Emang sulit mengerti mereka, tapi kalau mau sedikit usaha, perilaku cowo bisa diramalkan. Tapi, beberapa hal tak terduga yang bisa mereka lakukan memberikan nilai tambah bagi mereka. Ngaku deh, selain punya kekuatan, mereka punya juga titik lemah (harta, tahta, wanita), utamanya WANITA! (and I’m one of them!) Mungkin karena itulah, gw bisa memandang cowo secara sejajar (karena emang mereka manusia juga=p), dan sekaligus menghormati mereka karena lebih ”tinggi”. Gw ga mau ada di atas mereka, kaum cowo. Karena, tetep aja pada akhirnya mereka akan jadi imam buat cewe, buat gw. Dalam kesejajaran itu, gw menghormati mereka, menghargai mereka. Dan lu juga, tentunya.

Cowo emang punya kekuatan untuk berjuang dan menerjang tantangan. Tapi jangan menyanggah, kalau cewe-cewe juga punya kekuatan tersendiri. Tapi lebih kepada kekuatan untuk bertahan, kekuatan untuk tabah, kekuatan untuk menahan rasa sakit. Yang tetep bisa senyum saat dirinya sakit, yang tetep bisa ngasih kekuatan pada saat dirinya lemah. Ah, gw bangga jadi perempuan=D

...

Gw ga kabur. Gw cuma perlu ngasih waktu buat diri sendiri, biar bisa berpikir lebih jernih. "Kabur" hanyalah sebutan. Kalo gw pikir-pikir, sebenernya yang suka lari itu cowo loh. Mereka healing dengan berlari mencari pengganti. Mereka pergi dari kenyataan bahwa mereka tidak bisa mempertahankan apa yang mereka punya. Dan karena mereka punya kekuatan buat berjuang, maka mereka 'berjuang' untuk mendapatkan sesuatu yang lain. But, it’s OK. Emang harusnya kayak gitu ko. Oo... Life goes on, and It’s only gonna make me strong. It’s a fact. Once you get on board, say goodbye cause you can’t go back (halah, kok gw malah nyanyi).

Menghadapi realita bukan hanya berlari dan mencari pengganti, tapi juga bertahan. Gw bertahan, gw menghadapinya. Gw setuju banget. Gw berkuasa untuk mengubah hasil akhirnya, dengan cara memodifikasi tahapannya. Gw cuman pengen setiap orang itu berbeda, dan menjadi spesial dengan cara mereka sendiri. "Kabur" gw adalah bagian dari modifikasi.

So, gw juga memuji cowo-cowo yang hidup pada masa sekarang, menjalani hidup hari ini dan merancang segala sesuatu untuk melangkah ke depan tanpa harus terbayang-bayangi masa lalu: DENGAN EFEKTIFITAS WAKTU. Hehe. Gw harus belajar lebih banyak dari kalian.

Sincerely,

Neno

Tidak ada komentar: