Selasa, 04 November 2008

sandang-pangan-papan



Inget ga, dulu kita pernah diajarin masalah kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Didalam kebutuhan primer ada sub kategori; sandang, pangan, papan. Tapi seiring dengan kemajuan zaman, sandang-pangan-papan itu berkembang menjadi kebutuhan sekunder, bahkan tersier. Sesuatu yang tetap dicari dan ditambahkan walaupun kadarnya sudah lebih dari cukup.

Nah, ada 3 orang yang memiliki fokus pemenuhan kebutuhan yang berbeda. Ini adalah jenis kebutuhan primer yang berkembang sampai taraf tersier. life-style, bo.


1. Focus: sandang.
Nah, ini contohnya my tante yang bungsu, alias tante paling muda, dimana kalo lagi jalan bareng, kita kayak anak seumuran. Dia suka banget jalan-jalan. Utamanya belanja. Kita sebut saja Tante S. Tante S ini sangat suka belanja baju. Dari luar sampai dalam. Dari depan sampai belakang. Dari atas sampai bawah. Dari pokok sampai aksesoris. Tidak puas dengan membeli, beliau bersedia menjahit, asalkan sesuai dengan ukuran dan model yang diinginkan. Budget disesuaikan dengan diskon. Dan diskon terjadi setiap saat, bukan?

2. Focus: pangan.
Seorang sahabat yang berbahagia, sebut saja P. Dia itu.. juara deh kalo urusan wisata kuliner. Kalo dia gantiin Pak Bondan, ratingnya bakal meninggi. Kayaknya, di otaknya ada katalog list makanan enak (setidaknya) dari Bandung sampai Jakarta. Dia punya standar bagus. Kalo emang enak, berarti emang enak banget! Kalo kata dia ga recomended, ya biasanya bener. Jadi ga usah nyoba kalo ga mau rugi. Budget tampaknya tidak pernah jadi masalah. Dengan bahagia, kita disekelilingnya senantiasa kecipratan (traktiran) makanan. Ada tempat makan baru? Konsul dulu deh sama Mr.P (kayak merek snack=p).

3. Focus: papan.
Seseorang yang dulunya bercita-cita jadi arsitek berinisial R, sangat suka liat rumah-rumah dengan bentuk bagus. Termasuk segala furniture di dalamnya. Hobinya ngeliat desain rumah, ngecengin rumah-rumah bagus di kompleks-kompleks, liat TV yang berhubungan dengan griya, mupeng liatin kursi, kasur, lemari, rak buku, sofa dan meja di mall.. Things like that. Obsesinya disalurkan dengan maen The Sims. Sayangnya, rumahnya udah sesek dipenuhin barang-barang yang dibeli sama mamanya. Mengingat budget, maka ia baru bisa masuk bab ngumpulin brosur perumahan yang ada disainnya. Dan dia pikir, memiliki pendamping seorang arsitek bukanlah ide yang buruk..=p

Kamu termasuk yang mana?


Tidak ada komentar: