Sabtu, 27 September 2008

Tentang Air


Air sangat unik. Dia sangat konform dengan keadaan di sekelilingnya. Kalau keadaan sekitarnya kelewat dingin, air beradaptasi dengan menjadi es. Sebenernya bukan menyesuaikan diri, tapi lebih mengikuti konsekuensi dari lingkungan. Lihat air dalam keadaan yang sangat panas. Tanpa dia sadari, dia akan berubah bentuk menjadi uap. Ini bukan salah air. Karena alam memintanya untuk menjadi seperti itu. Makanya beberapa orang bilang, air itu sensitif, terutama sama keadaan di sekitarnya.

Mungkin ketika berhadapan dengan kekerasan watak 'tanah', watak air akan membentuk es untuk menandingi kekerasan sebongkah tanah. Tidak, ia tidak berubah jadi tanah, ia hanya menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Ia menandingi lingkungannya. Anggaplah Windu memang sang phlegmatis berelemen air. Kita memang sulit membayangkan Windu* yang keras. Tapi Windu bisa teguh pendirian dan tetap melakukan apa yang dia percayai. Hal ini mungkin berhubungan dengan sifat airnya yang berubah jadi es padat karena tuntutan keadaan. Bukan karena ia berubah jadi tanah hanya karena ia menjadi keras. Beda lagi jika watak air berhadapan dengan udara yang panas. Ia mampu berubah jadi uap, karena konsekuensi dari lingkungan. Itu mungkin sebabnya beberapa orang menganalogikan sifat air dengan sisi emosional seseorang. Maksudnya perasaannya tentu bisa berubah-ubah..

Jika air membentur tembok, air cenderung akan berbalik. Sama halnya ketika air mendapat serangan, air cenderung untuk membalikan serangan itu. Air jarang menjadi pihak yang pertama kali menyerang. Air cenderung untuk bertahan. Tapi jangan salah, air juga bisa memiliki kekuatan yang dasyat, tergantung keadaannya. Dan itu (hanya) dipacu oleh insting. Lihat air terjun. Kekuatannya bisa timbul segitu dasyat karena pengaruh lingkungan yang berbeda secara drastis. Betapa potensial menjadi air. Kekuatan ini timbul dari insting, kadang tanpa pertimbangan logika. Contoh lain, air mungkin mempertimbangkan bahwa dengan tetap menjadi air, ia akan lebih berguna bagi makhluk hidup di saat panas. Tapi apa daya, insting menguap itu kadang datang karena tuntutan keadaan. Kalau sudah begini, siapa yang bisa tunduk dengan logika?

Untuk air yang 'dalam', biasanya mereka tampak sangat tenang. Kita ga tau apa yang ada di dalamnya. Kadang air begitu rendah hati sehingga yang tampak tidak seperti kelihatannya. Karena pembiasan, air terbiasa terlihat dangkal dari yang sebenarnya. Air yang kualitasnya baik tidaklah sombong. Ia memperlihatkan apa saja yang ada dalam dirinya. Kita bisa bercermin, menemukan keindahan, kesejukan, dan menemukan kebijaksanaan dari dirinya.

Lihat air yang konsisten dan sabar. Apakah tetesan air tampak berbahaya? Tidak sama sekali. Apa yang bisa ia lakukan? air yang konsisten dan sabar bahkan bisa membuat sebuah batu memiliki lubang.

Lihat juga lautan yang dalam. Tampak tenang dan bahagia. Tapi tahukan kita apa yang terjadi di dalamnya? Emosi apa yang ia pendam? Ga salah jika salah satu quote dalam Titanic mengungkapkan: "Hati wanita dalah lautan rahasia terdalam." Aku sepenuhnya setuju. Siapa sih yang penah benar-benar tahu isi hati seorang wanita? Luarnya begitu tenang dan begitu menyenangkan.. gejolak di dalamnya siapa yang tahu??

Lalu, apa hubungan air dengan tanah, udara dan api? Dimana posisi air? Benarkah bahwa:
Tanah harus dihadapi dengan angin
Angin harus dihadapi oleh api
Api harus dihadapi oleh air
Dan air harus dihadapi oleh tanah?

Well, i don't know. Aku lebih senang memikirkan apa yang bisa dilakukan oleh air. Apa yang bisa dikendalikan oleh air. Aplikasi pengendalian air bisa dilihat dalam jurus-jurus Tai Chi, sebuah seni bela diri dari Cina yang memperagakan gerakan lambat dan elegan seperti air yang mengalir. Aset terpenting dalam pengendalian air terletak pada kemampuan pertahanannya. Dalam serial Avatar, pengendalian unsur air berbeda dari pengendalian unsur lainnya. Jurus pengendalian air lebih fokus untuk membalikkan serangan lawan daripada menyerang secara langsung. Karena air mampu berubah-ubah, para pengendali air mampu membekukan, mencairkan, menguapkan mamupun memadatkan air, sesuai dengan keinginannya. Pengendali air juga mampu mengontrol sifat kohesi air, yang memberi mereka kemampuan untuk menangkap maupun memotong objek dengan pengendalian air. Pengendali air yang mahir juga mampu menyembuhkan luka dan menghilangkan rasa sakit dengan membuka aliran chi di sekujur tubuh, dengan air sebagai perantaranya. What an amazing thing..

Air memang sangat serba guna dengan manfaat yang luar biasa. Hal itu sama sekali bukan rahasia. Tentu saja. Apalagi jika kita bisa menempatkannya dengan baik. Jadi inget tentang tempramen Phlegmatis yang dilambangkan juga oleh air. Ada beberapa kesamaan. Orang phlegmatis kan kesannya adaptable, cenderung pasif, kompromistis dan menghindari konflik. Tidak heran. Pasif, karena sifat air memang 'menyesuaikan diri' dengan lingkungannya. Kompromistis karena sifat air memang sesuai dengan wadahnya, tidak akan ada konflik tentang kelebihan sudut atau gak pas dengan wadahnya (seperti yang biasa terjadi pada balok atau bongkahan batu). Bahkan dengan kadar air yang cukup, dunia yang terlalu asin akan menjadi lebih baik. Dunia yang kelewat kotor bisa dibersihkan. Ga heran kalau banyak orang yang senang dengan elemen air. Karena air begitu friendly.

Air. Kadang kita suka sekali air. Sadar atau tidak, kita butuh air. Kalau kita ditanya bagian apa dari air yang kita suka, biasanya kita susah buat jawab. Apanya ya? Ga ada yang menonjol dari air. Apakah hidrogennya atau oksigennya? Jika dilihat secara terpisah, keduanya malah bukan lagi air. Air disukai karena air adalah air. Air sebagai sesuatu yang utuh. Memang tidak ada yang menonjol dari air. Hal ini mendukung ciri khas orang Phlegmatis, umumnya tidak ada yang benar-benar menonjol. Tapi mereka adalah orang yang menyenangkan dan utuh untuk diajak bergaul. Mereka tidak harus menjadi palsu. Mereka hanya perlu jadi diri mereka sendiri. Dan ini jugalah yang membuat mereka senantiasa rendah hati. Tapi kuyakin semua setuju. Ga ada yang ga butuh air.

Hm.. mungkin terlalu lancang untuk menghubung-hubungkan antara tempramen phlegmatis dan elemen air (atau mungkin selanjutnya aku akan menghubungkan tiga tempramen lain dengan tiga elemen lainnya). But hey, menuliskan ini sangat menyenangkan. Iya baiklah, zodiak memang dinaungi oleh elemen-elemen tertentu dalam kepercayaan Yunani kuno dan bukan berarti jadi bagian dari kepribadian. Tapi tentu ada alasannya kenapa mereka sama-sama pake istilah tanah, air dan udara kan? Tentunya ada kesamaan atau pesan-pesan yang ingin disampaikan berkenaan dengan sifat yang dibawa oleh masing-masing elemen. Bisa aja kan? Buatku pribadi, semua nyambung-nyambung aja... dan cocok-cocok aja kalau disambungin sama kepribadian. Hehe, ngeyel=p


***

Terima kasih untuk orang-orang ber-elemen (dan bersifat seperti) air yang ada di dunia...

Btw, ayahku pisces loh. Bukan, maksudnya ayahku bukan ikan. Maksudnya, ayahku zodiaknya Pisces yang tentu aja elemennya air. Ayahku senantiasa tenang dan bijak, mungkin karena ia adalah air yang dalam. Seperti lautan. Tenang dan bersahaja. Seimbang dan menetralkan hati yang gundah. Setiap saat panas, air di lautan memang menguap, tapi selalu kembali dalam bentuk air. Ia stabil dan senantiasa bisa diandalkan untuk pulang. Bagaimanapun keadaannya, apakah ia keras menjadi es, atau tidak tampak menjadi udara, ia tetaplah air. Yang bisa menyejukkan dan melepaskan aku dari dahaga... pada waktu yang tepat. Makasih, Pap=)

*) Buat Windu yang sudah menjadi dirinya sendiri, thank you. You are soooo inspiring=)


Jika terdapat kesalahan, itu menjadi tanggung jawabku sebagai penulis. Bagian soal Tai-Chi kudapatkan dari situs yang membahas tentang Avatar.



1 komentar:

Rizal Affif mengatakan...

Tadinya mau komentar. Tapi males ah, ntar dihadapi dengan defense lagi.