Selasa, 04 November 2008

Terpuji atau Terhina??


Mari kita bercerita tentang salah seorang teman kita yang dikaruniai Tuhan hal-hal-yang-menyejukkan pandangan.

Alkisah dia sedang patah hati dan curhat sama saya. Intinya, ia tidak hanya sekali dia menjalin hubungan dengan seorang lelaki, namun selalu berhenti di tengah jalan. Dia merasa bahwa lelaki-lelaki itu hanya melihat dia dari fisiknya saja. Dia ada, tapi hanya sekedar untuk dipamerkan ke teman-temannya. Sekedar memoar of achievement bahwa sang lelaki bisa mendapatkan dirinya, yang cantik lagipula pintar. Teman kita merasa kesulitan untuk melihat lelaki mana yang benar-benar tulus menyukai dan menyayanginya.

Masih diliputi rasa gundah dan kecewa, ia berkata: "Enak ya jadi orang kayak kamu. Kalau ada orang yang bilang sayang sama kamu, pasti dia tuluuuuuus banget.."

Hm, detik itu, aku bingung. Apakah aku harus merasa terpuji atau terhina?
Harus seneng atau malah marah?

Aku yakin dia ga bermaksud buruk. Jadi kuputuskan untuk merasa terpuji. Dengan begitu aku bisa menghembuskan nafas dan bersyukur. "Ya, semoga saja... dear."

hehehe x)


4 komentar:

bunda mengatakan...

makanya ga pernah doyan ma cewek cantik n pintar n sengak n berasa banyak yang muja.haha...padahal sirik aja...

kurang ajar dia No!

She Neno mengatakan...

Iya ya, dipikir2 bener juga. Tapi gapapa ketang, dia ada benernya juga.

Lagian pada saat itu, (untungnya) gw lempeng. Malah bingung. But she just so inspiring for me -at the time.

Hehe=p

reza fathur mengatakan...

halo apa kabar No? dah lama tak bersua..

rumput tetangga selalu tampak lebih hijau ya..
mungkin ada baiknya kita menyirami dan memperbaiki halaman kita sendiri. agar hijau dan penuh dengan berbagai bunga yang indah rupawan..

kuncinya mungkin dengan 'membiasakan diri untuk mulai menikmati' menanam tanaman yang indah di halaman kita..

selalu positif dan bersyukur dengan penuh kelapangan..

mungkin.. benar ga? haha..

Anonim mengatakan...

wah no...sialan tuh...jangan mau dong...hajar!!!bakaaaar....
ahahahha....