Kamis, 29 Januari 2009

GCG: Gw Cabut Gigi


[gw inget, pas zamannya gigi susu goyang, proses pencabutan gigi dilakukan sama papah. Papah bukan dokter gigi. Papah nyabutnya pake benang, atau tang, apa gegep ya?? Gile juga. Dan dulu gw percaya-percaya aja, pasrah. Dan untunglah gigi gw tergantikan dengan baik. Luar biasa ni papah..]

Beberapa hari kemaren gigi geraham depan bawah nyutnyutan rasanya. Dah lama ga sakit gigi, hihi rada kangen juga rasanya, jadi nyutnyut-nya dinikmati deh, sampe ketiduran. Setelah dimotivasi untuk segera ke dokter dan dengan perkiraan paginya nyut-nyutnya lewat, gw ke RSUD Ujung Berung.

Jam 8 gw dah ngambil nomer, dan jam 10.10 baru gw dipanggil masuk. Gw dapet dr. Rina Agustina. Pas gw mangap, gw laporan bahwa gigi kanan atas gw tambalannya copot, geraham kiri depan bawah udah abis.. Bu dokter cuma ngangguk2 dan setelah menyadari bahwa ada sejumlah plak dan karang gigi, beliau nawarin: mo skalian scaling ga? Gw bilang.. bole de dok..

Awalnya, gigi atas gw ditambal sementara dulu. Trus baru mulai scalling. Wuih, linu-linu! Suaranya itu loh.. krek krek, ngiung ngiung.. Kumur! trus.. krek krek, ngiung ngiung.. Kumur! Alatnya kayak celurit runcing kecil gitu, hehehe.. Yah, tapi gw menikmati setiap detiknya [masokisss!!!].

Yang terjadi selanjutnya, setelah tambal dan scaling, gw minta untuk sekalian aja cabut gigi tersangka ituh. Awalnya, dokternya ga mau dulu cabut giginya, soalnya dia ga percaya gigi gw udah ga sakit. Katanya, kalo dicabut pas masih sakit, ntar pasca-cabutnya sakit. Yah.. gw ngerasa bisa kok, kayaknya ga sakit lagi deh, dok. Sumpeee.. Akhirnya dicabut deh. Gusi gw awalnya disuntik, rasanya dua atau tiga kali gituh. Ga berasa di suntiknya. Bis itu gigi gw dicongkel-congkel, ditarik-tarik pake gegep ato tang.. trus gw disuruh pasrah ma susternya, jangan tegang katanya. Muka gw dipegang dari belakang.. Huhu... pas detik-D-nya dicabut, gw teriak, "whaww!!" trus dokternya bilang, "nah, ketauan ya, tadi sebelon dicabut masih sakit ya..." mungkin dalem hatinya dia bilang "makanya jangan bandel, rasain lo," heuheu x)

Waktu untuk melakukan itu semua cuma sekitar 15-20 menit aja. Gw tau karena di depan gw ada jam. Setelah selese, gusi yang kini tak bertuan itu disumpelin kasakapas tebel. Kata susternya, "gigit! Ga boleh dilepas sampe satu jam". Dengan mulut kaku abis dibius dan benda aneh di mulut, si mulut menghasilkan begitu banyak saliva. Gw ogah nelen, ga bisa buka mulut, dan jadinya ga bisa ngomong. Jadilah bolak-balik toilet pas nungguin resep obat..

Nah, untuk semuanya, jasa dokter, scaling, tambal sementara sama cabut gigi, gw cuma bayar 63.000 doang, resepnya (yang berupa 2 obat) sekitar 40.000. Gw ga beli semua, soalnya biasanya ga abis. Oiya, pendaftarannya 6000. Murah sih murah, tapi ngantrinya itu lohhh.. Wuih, males banget deh. Kudu ngantri dari jam 7 kali ye untuk dapet periksa jam9.

***

"Ga boleh makan yang panas, ga boleh makan yang pedes, ga boleh kumur-kumur, blablabla.." itu kata susternya. Ya ampun, mana belon makan pagi lagi.. kan laper. Tapi ga sampe satu jam di rumah, gigi masi snut2, dengan alasan harus minum obat, gw makan roti ma minum susu. Sorenya, karena gw mau belanja, gw gosok gigi aja. Walo cuma sebelah mulut dan sambil meringis2, berusaha buat ga berkumur. Niatnya, makan malem cukup susu ma crackers.. Tapi jam 11... wah, lapaaar... Akhirnya dua piring nasi anget, goreng telor dan sambel padang abis juga. Lho, makan obatnya kan harus diminum setelah makan. So, makan gw jadinya miring-miring menjauhkan bahan kunyahan dari TKP, si gusi yang kini tak bertuan. Well, crackers kan ga masuk tipe "makanan yang sebenarnya," hehehe...

...dan minggu depan di hari dan waktu yang sama, gw disuruh dateng lagi buat ngurusin tuh tambalan...



Kamis, 22 Januari 2009

Rindu di sana, setelahnya



kangen sekali ada di sana
melihatnya membuat diri berdesah bersyukur bangga
tertunduk mengingat mati
pertama kali membuka diri
menjadi milik bersama
dan menjadi amnesia bersama
setelahnya,

berpeluh dalam tapak menanjak
tersenyum dalam bingkai lensa
setelahnya,

bergelung pagi dalam dekapan kabut
menikmati hangatnya pendar matahari
setelahnya,

rasanya ingin kembali
memeluk gagahnya
mengagumi kecantikannya
memuja-Nya

rasanya selalu ingin kembali
setelahnya


Mengemas Ending


"...bahwa kami tak sempat berpeluk untuk terakhir kalinya.

bahwa sekarang, aku tak akan bisa memeluknya lagi. aku tak memiliki perasaan, atau alasan yang sama lagi. kami tak lagi saling memiliki. kami sempat saling menyakiti. dan aku tak akan bisa memeluknya lagi.

dan kami tak sempat berpeluk untuk terakhir kalinya..."
(sumber: dirahasiakan)

Kukatakan, jangan sesali kemudian. Bahwa kita tak punya satu jam saja, dimana ku ingin diam berdua, mengenang yang pernah ada. Jangan berakhir karena esok tak kan lagi. Kuingin sebentar lagi, satu jam saja. Hingga kurasa bahagia mengakhiri segalanya. Tapi kini tak mungkin lagi, semua sudah tak berarti. Satu jam saja, agar kubisa merasa, rasa itu pernah ada.

Jadi sahabat,
berikan ia waktu, mungkin bukan satu jam, tapi berikan ia waktu. Waktu untuk menangis dalam sebuah peluk. Mencairkan kebekuan diantara kalian berdua. Jika kalian merasa cukup, dan memang memutuskan untuk berpisah, berikan dia waktu, (rekomendasi Audy) satu jam saja. Atau (rekomendasi Dee) satu pelukan, atau satu desahan napas... yang didengar mata dan dilihat telinga, berdetak di nadi dan mengalir di jantung, untuk mengakhiri semuanya.

dan tersenyum setelahnya.

setidaknya, berikan ia cara berpisah terbaik yang bisa kau lakukan.

Beberapa lagu perpisahan memang kadang perlu, dan bahkan inspiring. Tidak perlu waktu khusus menikmatinya. Yah, sekedar mengingatkan kita bahwa tidak ada sesuatu yang menjelma untuk selamanya. Banyak sekali orang yang mencipta lagu, bahkan film, yang di dalamnya ternyata perpisahan.

Tak mungkin menyalahkan waktu,
tak mungkin menyalahkan keadaan.

Sahabat,
Banyak perpisahan yang tidak berhasil. Mungkin satu cerita bisa diawali dengan indah, tapi belum tentu akhirnya. Jadi, bagaimanapun akhirnya, kemaslah "akhir"-mu dengan cara terbaik yang bisa kau lakukan.

Akhirmu bukan untuk disesali, tapi disyukuri.
Karena setidaknya, kau pernah diberi kesempatan untuk menjalaninya.


Inspired by:
Dewi Lestari - Peluk
Audy - Satu Jam Saja
Drive - Melepasmu
Pasto - Aku Pasti Kembali (ini juga enak, sayang gak nyambung)

PS.
(cup cup cup.. dah dooong, jangan nangis lagi..)


Minggu, 18 Januari 2009

My Rectoverso



Katanya.. rectoverso adalah pengistilahan untuk dua citra yang seolah terpisah tapi sesungguhnya satu kesatuan. Bener juga, gw seperti menemukan dua hal yang paling gw suka dalam menikmati hidup: mendengar dan membaca. Kedua hal itu bisa memanjakan gw dengan caranya masing-masing. Tapi sekarang gw mendapati kedua kesenangan itu bersatu.


Gw tegila-gila dengan soundtrack. Gw suka sekali memaknai lirik dan menyanyikannya. Biasanya gw suka karena tau ceritanya. Jadi lagunya bisa dihayati lebih dalam, lebih masuk ke hati... seperti laskar pelangi atau ayat-ayat cinta. bisa dibaca dan didengar, hebatnya lagi, sekarang bisa ditonton. Lebih banyak yang di-indera, lebih banyak yang terasa, bukan?


Gw ngeceng buku ini sejak awal keluar. Ketika tau yang bikin Dee Lestari, gw uda tau pasti kece. Setelah baca buku-bukunya; Supernova 1,2 dan Filosofi Kopi, gw tau Rectoverso bakal cocok sama gw. Sama seperti gw akan berasa cocok sama semua serial Harry Potter-nya JK Rowling atau sama buku apapun yang dibuat Dan Brown. So, gw pengen banget baca. Gw denger promonya di radio, sampe ikut kuisnya supaya dapet gratisan (haha). Kalo sempet, gw baca-baca satu dua cerpennya di Gramedia, gw juga ngopi dua lagunya. Sebagai orang yang ekonomis, harga buku (dan CD-nya) memang rada ga akur sama dompet. J
adi biasanya gw cukup puas dengan hanya mendengar atau membaca (a.k.a. pinjem). But u know, i would love to have it=D

Sampai akhirnya, tanggal 14 kemarin, benda ijo ini (beserta CDnya) datang ke pangkuanku dengan sehelai kartu bertuliskan "Wilujeng Wilangkala", disertai list bertuliskan nama 7 orang laki-laki.
Seperti rectoverso, umur layaknya hibrida. antara ambisi dan belajar. achievement dan afiliasi. antara mempertahankan harga diri atau sportifitas.. dimana keduanya bisa dinikmati sendiri-sendiri atau bersama-sama. Yang mungkin kita ga sadari adalah keduanya merupakan hal yang sama, tergantung dari sisi mana kita melihatnya.

Well, terima kasih buat 7 sahabat yang saling melengkapi utuhnya rectoverso gw. Makasiiiiiiih banget, kalian adalah hibrida dari cinta dan persahabatan. hahaha.. tau ga, kalian cowo-cowo spesial yang gw eksplorasi dan gw sangat banyak mempelajari sesuatu dari kalian. Ya.. dengan keunikan kisah masing2 tentunya. makasih banyak untuk itu. Kalian so sweet banget dah. Oya, malaikat juga tau, siapa yang jadi juaranya=)


being 20 something is hard


"..but being 20 somethings also mean you are allowed to make mistakes about love and life.."



Hey, sebelumnya mau tanya nih, ada apa sih dengan umur 24? kenapa orang2 ribut dengan kata2 "kapan nikah?" haha, dasar. gw beli buku "before u say i do", and it was soooo inspiring. buku itu membuat gw banyak berpikir dan mengevaluasi banyak hal (hehe, cari pembelaan gw=p)

Kita memang boleh salah, karena kita manusia. tapi setelahnya, kita harus belajar. belajar bertanggung jawab terhadap kesalahan kita dan belajar bagaimana untuk mempelajarinya.

Being 20 somethings, membuat kita kembali pada dua dekade lalu.. sekitar 5 atau 15 tahun ke belakang. saat kita masih ABG atau bahkan saat kita masih balita. Apa persamaannya? benar. kita eksplor. bedanya ya si objek eksplorasinya. umur 5 tahun eksplor tentang apa saja yang bisa dia lihat di sekelilingnya. satu dekade kemudian, umur 15, mengeksplorasi perasaan dan jati dirinya. dan dekade berikutnya, kita mulai mengeksplorasi impian dan prestasi. about love and life. mengeksplorasi bagaimana mencapainya dengan energi dan gejolak darah muda kita (halah, dangdut pisan). this is it: our time being 20 something.

Well, happy birthday to me then=)

Seperti lirik sebuah lagu, "man, i feel like a woman," ya begitulah gw sekarang ini. berasa jadi adult. asik kaaaan? gw bisa sedikit bandel untuk berbuat ini dan itu, memutuskan sendiri ini dan itu, dan mulai fokus dengan apa yang akan gw lakukan tahun ini, tahun depan, atau tahun-tahun setelahnya. Semuanya membuat gw memiliki sederetan tanggung jawab, yang bukan hanya sekedar bayar listrik-telepon, belanja bulanan, atau tentang memiliki selembar npwp.

Dan, satu hal yang lagi gw pelajari bahwa "true love does not come by finding the perfect person, but by learning to see an imperfet person perfectly". Ya gw ngaku, baru sebatas konsep dan teori. Proses belajar kan bukan sebatas trial and error. Belajar kan bisa vicarious juga. Ya, gw akan belajar lebih serius, hehe=p Yu kita eksplor yu..=D


Memilih si AA


Setelah penantian yang panjang, kulabuhkan hatiku. Sebutlah dia si AA. Walaupun mungil, si AA ini memiliki semua yang gw butuhkan. Style-nya oke, kecil ramping gitu deh, natural, ga neko-neko tapi tetep keren. At least di mata gw dah. Dah lama ngeceng dia. Belon nyampe setaun sih. Tapi ya itu dia, awalnya cuma bisa diliatin, diimpi-impi, dicari-cari. Padahal dia ngegodain terus. Meskipun demikian, tetep aja dibanding-bandingin sama si ini dan si itu, baik yang kulitnya putih maupun item. Kalo bisa, setiap dateng ke tempat tongkrongannya, selalu nyempetin liat. Walo selalu curi-curi pandang sama temen-temennya. Dibanding-bandingin lagi.

Dia pintar. Udah bawaanya. Dia berasal dari keluarga yang... yah lumayan terpandang lah. Tapi dia ga sombong dong. Gw yakin si AA ini akan sangat membantu gw. Misalnya mencari nafkah untuk masa depan. Atau berbagi pengalaman hidup sehari-hari. Dia akan menemani setiap hari-hari sibuk gw. Akan menjadi saksi setiap deadline. Dia ga akan komplain, atau men-judge gw macem-macem. Dia hanya akan menjalankan apa yang gw mau. Dia akan dukung, selama gw senang dah pokoknya=D

Sebenernya, pada hari-H, dia punya beberapa saingan berat. Tapi semua orang yang kumintai pertimbangan menganjurkan untuk memilihnya saja. Lagipula, pada hari itu dia manis sekali. Dan menyiratkan aura yang... "gw banget". Jadilah gw memilihnya. Memilih ia yang kini menjadi milikku. hehehe=p Sebenernya, gw ga tau apa aja kejutan yang bisa dia kasih buat gw. Tapi sejauh ini, dia ga rewel dan cukup memuaskan.

Gw pikir keputusan gw dengan si AA ini tepat. Acer Aspire One, si cakep. Doakan semoga langgeng ya.. dan ga rewel tentunya=)

PS. Makasih buat Ijal dan Iwan. Kalian setuju, kan?


Minggu, 04 Januari 2009

no 4 ever


I just knew that

there is no word for ever

coz even forever

its still got the edge

so, before we get the line

we just have to enjoy the time

as much as we can

so there will be no regret

on the next day

consequence,

if we brave to start

we also got the end

it's a package